Dasarsalep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. Dasarsalep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok : dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Dirjen POM, 1995). Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin Peraturan salep pertama Dasarsalep senyawa hidrokarbonvaselin putih, vaselin kuning atau campurannya denganmalam putih, dengan malamkuning atau dengan senyawa hidrokarbon yang cocok. Dasar salep lemak bulu domba; campuran 3 bagian kolesterol. 3 bgian steril alcohol. 8 bagian malam putih. Dan 8 bagian vaselin putih; campuran 30 bagiab malam kuning dan 70 bagian miyak LarutanKMnO41,0x10-4M tidak menunjukkan absorbansi pada 450. nm, sedangkan pada 530 nm absorbansinya 0,420. Hitunglah konsentrasi K,Cr,O,dan KMnO, yang ada dalam larutan yang menunjukkan absorbansi 0,370 dan 0,710 pada 450 dan 530 nm bila lebar sel yang digunakan adalah 10 mm. tolong Bantu jawab dengan caranya . Diketahui po Definisi Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV) Keuntungan sediaans erbuk. 1. Karena mempunyai permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi. 2. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan Garamdapur adalah senyawa yang tersusun dari natrium (Na) dan Klorin. Zat ini akan larut dalam air dan biasanya digunakan untuk memberi rasa asin pada makanan. 7. Gula Dapur (C12H22011) Gula dapur atau sukrosa adalah karbohidrat yang ditemukan secara alami pada banyak tananaman. Zat ini biasanya digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan. . Gambar PPT SENYAWA HIDROKARBON BAGIAN 1 PowerPoint Presentation, free dari Apa Itu Senyawa Hidrokarbon? Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari hanya atom-atom hidrogen dan karbon. Senyawa ini dapat berupa molekul yang sederhana hingga yang kompleks. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri, termasuk industri kosmetik dan farmasi. Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan KosmetikApa Itu Senyawa Hidrokarbon?Manfaat Senyawa HidrokarbonJenis Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan KosmetikMinyak VegetableKesimpulan Manfaat Senyawa Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi sebagai bahan baku untuk produk-produk mereka. Senyawa hidrokarbon dapat membantu meningkatkan kelembaban dan melembutkan kulit. Selain itu, senyawa ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan penetrasi komponen aktif dalam produk kosmetik dan farmasi. Jenis Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan Kosmetik Salah satu jenis senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi adalah minyak mineral. Minyak mineral dapat berupa minyak alami atau sintetik, yang berasal dari berbagai sumber. Minyak mineral dapat digunakan dalam berbagai produk kosmetik, seperti lotion, krim, make up, dan lain-lain. Selain itu, minyak mineral juga dapat digunakan dalam produk farmasi seperti salep, obat-obatan, dan lain-lain. Minyak Vegetable Minyak vegetable juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik dan farmasi. Minyak vegetable adalah minyak nabati yang diperoleh dari tumbuhan, seperti kedelai, zaitun, biji bunga matahari, dan lain-lain. Minyak vegetable dapat digunakan dalam produk kosmetik seperti lotion, krim, dan lain-lain. Selain itu, minyak vegetable juga dapat digunakan dalam produk farmasi seperti salep, obat-obatan, dan lain-lain. Kesimpulan Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi sebagai bahan baku untuk produk mereka. Jenis senyawa hidrokarbon yang paling sering digunakan adalah minyak mineral dan minyak vegetable. Kedua jenis minyak ini dapat digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan farmasi seperti lotion, krim, salep, obat-obatan, dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk pemakaian topikal. Salep digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau kronis, sehingga diharapkan adanya penetrasi kedalam lapisan kulit agar dapat memberikan efek yang diinginkan. Salep dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir . Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok . Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep harus halus. oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mangalami banyak masalah, saleb yang harus digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserab oleh kulit. Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika obat seperti kelarutan, ukuran partikel dan kekuatan ikatan antara zat aktif dengan pembawanya serta untuk basis yang berbeda faktor-faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda. Pemilihan formulasi sangat menentukan tercapainya tujuan pengobatan oleh sebab itu dalam membuat suatu sediaan yang sangat perlu diperhatikan adalah pemilihan formulasi. BAB II PEMBAHASAN Dasar teori Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam darsar salep yang cocok Salep adalah sedian setengan padat yang ditujukan untuk pemakaian topical kulit atau selaput lender salep tidak booleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10 %FI IV Menurut R. VOIGT salep adalah gel dengan sifat deformasi plastis yang digunakan pada kulit atau selaput lendir. Sediaan ini dapat mengandung bahan obat tersuspensi, terlarut atau teremulasi. Menurut ansel Salep unguents adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata. Salep mata akan dibicarakan dalam bab yang berikutnaya. Salep dapat mengandung obat atau tidak mengandung obat, yang disebutkan terakhir bisanya dikatakan sebagai “dasar salep” basis ointment dan digunakan sebagai pembawa dalam penyimpan salep yang mengandung obat. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawadibagi dalam 4 kelompokdasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. Dasar salep hidrokarbon, dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antar lain vaselin putih dan salep putiih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksud untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci , tidak mengering dan tidak tmpak berubah dalam waktu lama. Dasar salep serap, dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak parafi hidrofilik dan lanolin anhidrat, dan kelompok ke 2terdir atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampurdengan sejumlah larutan air tambahan lanolin. Dasar salep serap juga dapat bermanfaat sebagai emolien. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “krim”lihat kremores. Dasat ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dikulit atau dilap basah, sehingga dapat diterima untuk dasar bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjdi pada kelainan dermatologik. Dasar salep larut dalam air, kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”. Macam – Macam Salep Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. secara umum salep dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu a. Salep berlemak Senyawa hidrokarbon dan malam juga diaggap termasuk lemak. Daya menyerap air dari basis adalah sebagai berikut 100 bagian adeps lanae dapat menyerap air 200 bagian. 100 bagian lanolinum dapat menyerap air 120 bagian. 100 bagian vaselinum dapat menyerap air 10 bagian. 100 bagian vaselinum dengan 5% cera dapat menyerap air 40 bagian 100 bagian vaselinum dengan 5% adeps lanae dapat menyerap air 100 bagian. 100 bagian cetylicum dengan 5% adeps lanae dapat menyerap air 30 bagian. b. Pasta berlemak Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk.sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin, parafin cair. Bahan tidak berlemak seperti glycerinum, mucilago atau sabun dan digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. c. Salep pendingin Suatu salep yang mengadung tetes air yang relatif besar. Pada pemakaian pada kulit, tetes air akan menguap dan menyerap panas badan yang mengakibatkan rasa sejuk. d. Krim cremor krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk luar. e. Mikstur gojog Suatu bentuk suspensi dari zat padat dalam cairan, biasanya terdiri air, glycerinum dan alkohol. Mikstur gojog biasanya mengandung 60% yang digunakan adalah botol mulut lebar, sebelum dipakai digojog pensuspensi digunakan bentonit. f. Pasta kering Suatu pasta bebas lemak mengandung + 60% zat padat serbuk.Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis Ichthamolum atau Tumenol ammonium. Adanya zat tersebut akan menjadikan pasta menjadi encer. g. Pasta pendingin Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara. Penggolongan Salep 1. Menurut konsistensinya salep dapat dibagi Ø Unguenta salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga Ø Cream krim salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit , suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. Ø Pasta salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk, suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Ø Ceratasalep berlemak yang mengandung persentase lilin wax yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ceratum labiale. Ø Gelones/ spumae/ jelly salep yang lebih halus umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari minyakk dan lemak dengan titik lebur rendah. Contohnya starch jellieas 10% amilum dengan air mendidih. 2. Menurut sifat farmakologinya/terapeutik dan penetrasinya, salep dapat dibagi Ø Salep epidermis epidermic ointhment; salep penutup guna melindungi kuli dan menghasilkan efek lokal, tidak diabsorpsi, kadangkadang ditambahkan antisseptik, astringensia untuk meredahkan rangsanagan atau anestesi lokal. Ds yang baik adalah ds. Senyawa hidrokarbon. Ø Salep endodermis salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorbsi sebagian, digunakan untuk melunakan kulit atau selaput lendir. Ds yang baik adalah minyak lemak. Ø Salep diadermis salep yang bahan obatnya menembus kedalam tubuh melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan, misalnya saalep yang mengandung senyawa merkuri iodida, beladona. 3. Menurut dasar salep, salep dapat dibagi Ø Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak greasy bases tidak dapat dicuci dengan air, misalnya campuran lemak-lemak, minyak lemak, malam. Ø Salep hidrofilik yaitu salep yang sukar air; biasanya ds. Tipe M/A. 4. Menurut formularium nasional fornas Ø Dasar salep 1 ds senyawa hidrokarbon Ø Dasar salep 2 ds. serap Ø Dasar salep 3 ds. Yang dapat dicuci dengan air atau ds. Emulsi M/A Ø Dasar salep 4 ds. Yang dapat larut dalam air. . Syarat Dan Kualitas Bahan Dasar Salep a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar. b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak danhomogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi. c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dandihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimiadengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan. I. Formula Salep Benzokaina II. Rancangan Formula Tiap gram mengandung III. IV. Benzocaine 6% propil paraben 0,02% alpha tokoferol 0,05% propilenglikol adeps lanae add 100% Master Formula Nama produk Vanzokaina salep Bobot produk 10 gram No. reg DTL 0401605079 A1 No. Bacth C 010003 Perhitungan Bahan Dibuat 10 gram dilebohkan 10%  Benzokaina = 6/100 x 11 = 0,66 g  Propil paraben = 0,02/100 x 11 = 0,002g  α-Tocoferol = 0,05/100 x 11 = 0,05g  Propilenglikol secukupnya  Adeps lanae = 10 g – 0,66+0,02+0,05 = 10 – 1,39 = 8,61 gram. V. Cara kerja - disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. - Timbang bahan sesuai dengan perhitungan - Dibuat pengenceran α – Tocoferol 1 capsul dikeluarkan isinya, dan dicukupkan dengan parafin liquidum VI. - Dilarutkan benzocaine dengan propilenglikol secukupnya. - Dimasukkan sebagian basis. - Dimasukkan sisa propilenglikol dan alfa tokoferol - Dimasukkan sisa basis - Dimasukkan semua bahan ke dalam tube yang telah ditarer - Diberi etiket dan brosur. Alasan penambahan bahan  Benzokain digunakan untuk meredakan nyeri dan gatal-gatal yang disebabkan luka bakar, gigitan atau sengatan serangga, racun tanaman, luka kecil atau goresan.  Benzokain termasuk dalam kelompok obat yang dikenal sebagai anestesi topikal lokal.  Cara kerjanya ialah mematikan ujung saraf di kulit. Obat ini tidak menyebabkan hilang kesadaran seperti obat bius yang umumnya digunakan untuk operasi.  Dosis yang digunakan untuk sediaan salep topikal benzocaine yaitu 5-20%.  Nama Kimia Aethylis Aminobenzoas, Etil Aminobenzoat  RM/BM  Pemerian C9H11NO2/165,20 Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; tidak berbau; agak pahit disertai rasa tebal  Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95% P, dalam kloroform P dan dalam eter P, sangat mudah larut dalam propilenglikol  Stabilitas  Penyimpanan dalam wadah tertutup baik  Terlindung dari cahaya  Titik Lebur 88-92oC  Inkompatibilitas Terurai oleh alkali hidroksida menjadi garam, mencair bila ditriturasi dengan mentol, phenol, camphor atau resorsinol. Propil Paraben  Pengawet dibutuhkan pada sediaan semipadat untuk mencegah kontaminasi penguraian dan pembusukan oleh bakteri dan jamur karena beberapa komponen dalam sediaan ini menjadi substrat untuk mikroorganisme. Lachman 542  Ester paraben dari asam hidroksi benzoat adalah masih populer sebagai pengawet karena tidak toksik, tidak berbau dan tidak mengiritasi kulit. Lachman 522  Metil, etil, propil dan butil ester dari asam p hidroksi benzoat secara umum digunakan dalam lotio dan cream tangan. Metil ester lebih larut dalam air sedangkan butil ester kurang sedikit larut dalam air. Balsam 207  Aktivitas pengawet sebagai anti bakteri dan bakteriostatik tergantung pada koefisien partisi. Pengawet harus memiliki partisi antara fase minyak dan fase air. Pengawet lebih terpartisi dalam salah satu fase dari fase yang lainnya maka diperlukan penambahan jumlah pengawet yang ditambahkan agar kedua fase terlindungi dari pembusukan mikroba. Metil dan propil paraben umumnya digunakan dalam sediaan semi padat. Kelarutan keduanya lebih baik dari fase air dan fase minyak dapat diterima. Lachman 517 Adeps Lanae  Adeps lanae dapat mengandung tidak lebih dari 0,25 % air. Tidak larut dalam air tapibercampur tanpa berpisah dengan air 2 kali beratnya Ansel 504  Adeps lanae adalah bahan murni yang tidak larut mengandung air, diperoleh dari bulu domba, mengandung ester asam lemak berupa kolesterol, isokolesterol, oksikolesterol. Biasanya tidak larut dalam air dan dapat menyerap air 2 kali beratnya. scoville’s 345  Adeps lanae sangat cepat dan mudah diabsorbsi oleh kulit. Karena karakter dan komposisi mirip dengan asam lemak yang disekresi oleh kelenjar sebaseus. lemak. Scoville’s 346 Alfa tokoferol Antioksidan perlu digunakan untuk mencegah teroksidasinya basis yang digunakan yaitu adeps lanae. Propilenglikol digunakan untuk melarutkan zat aktif benzokaine. BAB II PENUTUP Kesimpulan Dari hasil praktikum dan evaluasi ketiga sediaan yang diformulasikan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya yaitu pada proses pembuatan sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari masingmasing bahan dan zat yang digunakan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan khusus pada sediaaan yang tentunya memiliki kelarutan dan konsistensi, serta, sifat kimia fisika yang berbedaa-beda. Selain itu interaksi yang kemungkinan terjadi antara bahan yang satu dengan bahan lain, serta bahan dengan alaat dan waadaah yang digunakan juga perlu diperhatikan Saran Hendaknya dalam memformulasikan suatu sediaan seorang praktikan harus benar-banar memperhatikan karakteristik bahan, konsentrasi bahan, sifat dari masing-masing bahan serta interaksi antar bahan yang besar kemungkinannnya sangat bias terjadi. Sehingga dengan demikian sediaan yang diformulasikan akan menghasilkan suatu sediaan yang benar-benar layak pakai dan seminimal mungkin dapat mengurangi kekurangan dari sediaan krim itu factor lain yang yang perlu diperhatikan adalah padqa proses pembuatannya,. Dengan mempertimbangkan karakteristik, konsentrasi dan interaksi dari masig- masing bahan tadi, seorang praktikan harus mampu merancang dan membuat prosedur kerja yang sebaik mungkin sesuai ketentuan, agar sediaan yang dibuat dapat memenuhi standar evaluasi yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta UI press 2. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta Departemen Kesehatan RI 3. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia ediai IV. Jakarta Departemen Kesehatan RI 4. Pharmacopee Ned edisi V 5. Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta Departemen Kesehatan 6. Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta UGM Press 7. Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta UI Press 8. Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional edisi II. Jakarta 9. Van Duin. 1947. Ilmu Resep. Jakarta Soeroengan Gambar PPT SENYAWA HIDROKARBON BAGIAN 1 PowerPoint Presentation, free dari Apa Itu Hidrokarbon? Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Senyawa ini juga dikenal sebagai senyawa organik karena mengandung unsur karbon. Senyawa ini dapat ditemukan di alam, baik dalam bentuk gas, cair, ataupun padat. Banyak senyawa hidrokarbon digunakan dalam berbagai produk, termasuk salep dan kosmetik. Jenis-jenis Hidrokarbon yang Digunakan untuk Salep dan Kosmetik Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah Minyak dan lemak nabati, seperti minyak zaitun dan minyak kelapa. Ester, seperti asam stearat, asam palmitat, dan asam laurat. Alkohol, seperti etanol, metanol, dan propanol. Aldehida, seperti formaldehida dan benzaldehida. Karboksilat, seperti asam asetat, asam formiat, dan asam propionat. Manfaat Hidrokarbon untuk Salep dan Kosmetik Hidrokarbon memiliki banyak manfaat untuk salep dan kosmetik. Hidrokarbon dapat meningkatkan kelembapan dan melindungi kulit dari lingkungan. Hidrokarbon juga dapat meningkatkan tekstur dan warna salep dan kosmetik. Selain itu, hidrokarbon juga dapat mengurangi iritasi kulit, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik. Kesimpulan Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah minyak dan lemak nabati, ester, alkohol, aldehida, dan karboksilat. Hidrokarbon memiliki banyak manfaat bagi salep dan kosmetik, seperti meningkatkan kelembapan, melindungi kulit, meningkatkan tekstur dan warna, mengurangi iritasi, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang mengandung atom C karbon dan atom H hidrogen secara keseluruhan. Hidrokarbon merupakan senyawa yang terjadi secara alami dan senyawa ini menyusun minyak mentah, gas alam, batu bara, dan sumber energi penting lainnya. Contoh senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari serta kegunaannya adalah Gas metana digunakan sebagai bahan bakar. Etena digunakan sebagai bahan obat bius. Propana dan butana untuk LPG berbentuk cair. Metanol digunakan sebagai bahan pembuatan formaldehida, pembuat serat dan campuran bahan bakar. Etanol ,senyawa turunan hidrokarbon digunakan sebagai bahan bakar dan pembuatan asam asetat. Polipropena digunakan sebagai bahan botol plastik, bahan perahu, dan tali plastik. Isomer heptana dan oktana digunakan sebagai bahan pembuatan bensin. Polietilena digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus sampul. PVC polivinilklorida – senyawa turunan hidrokarbon digunakan sebagai bahan pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai. Gliserol digunakan sebagai bahan kosmetik dan pelembab. Jadi, contoh 10 senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari adalah metana, etena, propana, metanol, etanol, polipropena, isomer heptana dan oktana, polietilena, PVC, dan gliserol. Peraturan-peraturan pembuatan salep menurut Farmakope Van Duin a. Peraturan Salep I zat-zat yang larut dalam campuran lemak yang tersedia, dilarutkan di dalamnya dan jika perlu dilakukan dengan penghangatan b. Peraturan Salep II zat-zat yang larut dalam air, jika tidak diberikan petunjuk lain, lebih dahulu dilarutkan dalam air, dengan syarat air yang dibutuhkan untuk melarutkannya dapat diserap oleh jumlah campuran lemak yang ditentukan ; banyaknya air yang dipakai dikurangkan dari jumlah campuran lemak yang telah ditentukan c. Peraturan salep III zat-zat yag tidak cukup melarut dalam lemak-lemak dan air, mula- mula diserbuk dan diayak dengan ayakan B40. Pada pembuatan salep-salep ini, zat padat dicampur dengan setengah atau sama dengan bobot lemak, yang jika perlu dicairkan terlebih dahulu, kemudian sisa lemak yang telah cair atau tidak dicairkan, ditambahkan sedikit demi sedikit d. Peraturan salep IV jika salep-salep dibuat dengan peleburan maka campuran harus diaduk sampai dingin. Salep dapat dibuat dengan tiga metode antara lain 1. Pencampuran, 2 peleburan dan 3 dengan reaksi kimia. Metode pertama digunakan jika basis yang digunakan merupakan lemak dan minyak, metode kedua digunakan ketika lemak dan bahan yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi akan ditambahkan ke dalam salep sedangkan metode ketiga digunakan khusus untuk salep-salep tertentu. Pencampuran Bahan Padat Pada umumnya komponen serbuk dihaluskan terlebih dahulu kemudian sebagian dari serbuk dicampur dengan dasar salep sampai homogen, dan proses ini diulang sampai semua bagian dari serbuk dan dasar salep bercampur. Pencampuran Cairan Ansel Bahan cairan atau larutan obat dapat ditambahkan setelah dipertimbangkan sifat-sifat dasar salepnya. Dasar salep yang dapat menyerap air hidrofilik akan lebih mudah jika ditambahkan dengan larutan berair. Sedangkan jika larutan berair ini akan dicampur dengan dasar salep berlemak hidrofobik maka sebaiknya sebagian dasar salep diganti dengan dasar salep hidrofilik, kemudian setelah homogen baru ditambahkan ke dalam dasar salep yang hidrofobik tersebut. Namun perlu diingat bahwa dasar salep hidrofilik memiliki batas kemampuan dimana penambahan sejumlah bahan cairan atau larutan obat menjadikan sediaan yang dibuat menjadi lebih lunak atau setengah cair. Untuk menghindari hal ini maka kita bisa menggunakan obat yang dipekatkan atau obat dalam bentuk padat. Larutan beralkohol dalam volume yang larut biasanya dapat ditambahkan dengan mudah ke dalam dasar salep yang berlemak atau dalam bentuk emulsi. Bahan cair yang lain misalnya balsam-balsam alam dalam hal ini balsam peruvianum sulit ditambahkan ke dalam dasar salep. Untuk mengatasi hal ini maka balsam peruvianum ini ditambah dengan minyak jarak oleum ricini dengan volume yang sama terlebih dahulu kemudian setelah homogen baru dicampur dengan dasar salep. Dalam hal ini minyak jarak berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dari balsam peruvianum dan memudahkan balsam terdispersi ke dalam dasar salep. Teknik Khusus Beberapa bahan obat memerlukan teknik khusus jika ditambahkan ke dalam basis salep. Bahan obat yang termasuk dalam hal ini antara lain alkaloid-alkaloid, cairan alkoholis, balsam peruvianum, antibiotika dan lain-lain. a. Antibiotika Scoville Pemilihan dasar salep untuk antibiotika-antibiotika harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sejumlah laporan menyatakan bahwaa berkurangnya potensi antibiotika disebabkan bereaksi dengan dasar salepnya. Banyak antibiotika menjadi rusak dalam larutan air, terutama jika tidak didapar. Antibiotika yang tidak stabil dalam larutan air antara lain penisilin dan derivatnya, tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, kloramfenikol dan basitrasin. Sedangkan neomisin, tirotrisin dan polimiksin B relative stabil dalam dasar salep yang mengandung air. Sebagai pedoman umum karena banyak antibiotika yang relative tidak stabil dalam larutan air maka untuk pembuatan salep-salep ini digunakan dasar salep anhydrous atau bersifat hidrofobik. Caranya antibiotika tersebut digerus dengan parafin cair kemudian ditambahkan ke dalam dasar salep anhydrous b. Pix Lithanthracis Coal Tar Pix Lithanthracis sering dituliskan dalam suatu resep salep bersama-sama dengan pati, seng oksida dan vaselin. Terdapat beberapa teknik untuk membuat salep dengan komposisi tersebut yaitu - cara pertama pix lithanthracis dicampur dahulu dengan vaselin sebelum dicampur dengan bahan-bahan lainnya. - Cara kedua pix lithanthracis ditambahkan ke dalam pasta yang dibuat dari pati, seng oksida dan vaselin. Dengan cara ini dihasilkan salep yang berwarna abu- abu - Cara ketiga seng oksida digerus dengan sebagian vaselin dan kemudian tambahkan beruerutan sisa vaselin, pati dan akhirnya pix lithanthracis. Pix lithanthracis dapat langsung ditambahkan ke dalam hydrophilic ointment dan menghasilan salep yang baik dengan konsistensi yang uniform. Agar pix lithanthracis lebih mudah didispersikan dalam dasar salep dan supaya salep tersebut mudah dicuci dari kulit maka dapat ditambahkan suatu surfaktan misalnya polisorbat-80. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk memudahkan pengerjaan pix lithanthracis ke dalam dasar salep ialah minyak jarak, adeps lanae dan hidroksi stearin. c. Balsam Peruvianum Balsam peruvianum sering dituliskan dalam resep salep. Dengan dasar salep hidrokarbon misalnya vaselin, balsam peruvianum tidak larut sehingga tidak membentuk salep yang homogen. Untuk mencegah hal ini balsam peruvianum ditambahkan minyak jarak olium ricini dalam jumlah yang sama kemudian baru ditambahkan dengan dasar salep. Penagmbahan minyak jarak disini berfungsi untuk mengurangi sifat adhesive dari balsam d. Ichtyolum Penambahan ichtyolum ke dalam sediaan salep pada prinsipnya dikerjakan sama dengan balsam peruvianum yaitu ditambah minyak jarak atau solid petroxolin sama banyak dengan ichtyolum e. Alkaloida-alkaloida Ada beberapa teknik untuk menambahkan alkaloida-alkaloida dalam sediaan salep - Garam-garam alkaloida dilarutkan dalam sedikit mungkin air dan dimasukkan ke dalam dasar salep. Jika dasar salep tersebut mengandung adeps lanae maka akan terbentuk suatu emulsi air dalam minyak, namun bila airnya menguap garam alkaloida tersebut akan memisah atau mengkristal kembali. Penguapan air dapat dicegah dengan menyerahkan salep tersebut di dalam kemasan tube. - Alkaloida basa dilarutkan dalam dasar salep lemak dengan pertolongan pemanasan lemah. Namun dengan pemanasan alkaloida mungkin akan terurai atau membentuk suatu larutan jenuh yang pada pendinginan dapat mengkristal - Garam alkaloida yang telah diserbuk halus ditambahkan ke dalam dasar salep dengan menggerusnya dalam mortir. Tetapi dengan cara ini tidak selalu didapat sediaan salep yang bebas dari partikel-partikel kasar. f. Larutan-larutan Alkohol Sebagian besar dasar salep sukar menyerap larutan beralkohol. Jika jumlah larutan beralkohol terlalu besar, maka cara pencampurannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu - Bahan aktifnya tahan pemanasan dan tidak mudah menguap di atas penangas air. Dalam hal ini, larutan tersebut diuapkan di atas penangas air sambil diaduk sampai ½-¼ kali beratnya dan kemudian dicampur dengan dasar salep. Cairan yang menguap diganti dengan dasr salep dalam jumlah yang sama. Contoh bahan obat dalam jenis ini adalah tinct. Opii dan Tinct. Ratanhiae. - Bahan aktif akan terurai oleh pemanasan atau mudah menguap. Dalam hal ini dapat dibagi dalam 2 kelompok a. Komposisi larutan alcohol tersebut diketahui secara kuantitatif dan kualitatif, maka diambil bahan aktifnya saja dan dicampurkan dengan dasar salep. Cairan yang tidak digunakan diganti dengan dasar salep. Contoh Solutio Camphorae Spirituosa, solution Iodii Spirituosa b. Komposisi larutan tidak diketahui sehingga tidak dapat diganti dengan komponen-komponennya. Caranya adalah larutan alkohol ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam dasar salep dan diaduk sampai homogen. Jika jumlah larutan alkohol tersebut terlalu banyak sehingga dapat diserap oleh dasar salep, maka terpaksa harus diuapkan sebagian. Penguapan hendaknya dilakukan pada suhu serendah mungkin. Contoh ; Tinct. Opii Crocata, Tinct. Myrrhae, Tinct. Benzoas, Liquor Carbonis detergens. g. Iodium Iodium tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam eter. Jika iodium dilarutkan dalam eter dan ditambahkan ke dalam dasar salep, pada penyimpanan iodium dapat mengkristal kembali. Selain itu iodium cepat berikatan dengan lemak. Cara penambahan iodium sebaiknya dilakukan dengan melarutkan iodium dalam larutan kalium iodide pekat, sesuai dengan unguentum iodii Ned Farmakopeia V. Dengan cara ini, iodium lebih lambat berikatan dengan lemak daripada jika dilarutkan atau digerus halus dengan eter. Iodium dapat bereaksi dengan logam-logan dan senyawa-senyawa organic. h. Argentum proteinatum Protargol Protargol dilarutkan terlebih dahulu dengan cara ditaburkan di atas penangas air dengan jumlah yang sama dan dibiarkan selama 15 menit di tempat gelap. Kemudian digerus dengan dasar salep. Jika salep mengandung gliserin maka protargol dapat digerus dengan sedikit gliserin. Metode Peleburan Metode ini biasanya digunakan untuk 1. membuat salep yang terdiri dari beberapa dasar salep dengan berat molekul besar misalnya parafin, alkohol stearat dan polietilen glikol. Campuran dasar salep ini dilelehkan bersama-sama, didinginkan dan diaduk sampai membeku. 2. Salep yang terdiri dari dasar basis salep yang memiliki perbedaan titik lebur yang besar. Dimana basis dengan titik lebur yang tinggi dilelehkan terlebih dahulu kemudian basis yang memiliki titik lebur yang rendah ditambahkan ke dalam lelehan tersebut. Jika kedua basis ini dilelehkan pada waktu yang bersamaan maka akan memerlukan waktu yang lama. 3. Salep yang dibuat dengan basis salep yang berbentuk emulsi misalnya cold cream. Pada salep jenis ini dilakukan proses pelelehan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses emulsifikasi 4. Salep dengan basis salep yang tidak dapat campur dengan air. Pada salep jenis ini dasar salep dicairkan bersama di atas penangas air pada suhu 70-750C. 5. Salep dengan basis yang larut dalam air. Basis salep yang larut dalam air ini dicampur dengan air yang tercantum di dalam resep kemudian dipanaskan di atas penangas air sesuai dengan suhu komponen berlemak. Kemudian lelehan komponen yang yang larut air ini ditambahkan secara perlahan dengan pengadukan yang konstan ke dalam lelehan komponen berlemak dan temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk menghindari kristalisasi setempat dan kemudian campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan secara terus menerus sampai campuran membeku. Metode Reaksi Kimia Pembuatan salep dengan metode ini juga melibatkan baik pencampuran secara mekanik maupun peleburan. Pada metode ini dihasilkan senyawa baru yang merupakan hasil reaksi dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat salep. Contoh salep yang dihasilkan melalui metode ini adalah salep air bunga mawar dan salep merkuri nitrat.

senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah