RasulullahSAW bersabda, “Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah manusia yang dijauhi karena perangai jahatnya.”. Karena itu, siapa yang merasa dirinya cepat marah, selayaknya menyadari bahwa kewibawaan seseorang tidak diraih dengan watak cepat marah. Abu Hurairah ra melaporkan bahwa Rasulullah SAW Beritadan foto terbaru Keutamaan Doa Nabi Yunus AS - Arti Lailaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadhdhalimin Adalah, Doa Nabi Yunus AS Rabu, 20 Juli 2022 Cari Saatitu pandangan seluruh penumpang perahu tertuju pada Nabi Yunus. Nabi Yunus baru menyadari bahwa beliau telah berbuat kesalahan ketika meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Kini Nabi Yunus merasa bahwa Alloh akan menurunkan hukuman padanya karena beliau dianggap salah setela meninggalkan kaumnya tanpa idzin Alloh. DoaNabi Yunus berisi pengakuan bahwa manusia tempat nya dosa dan salah, dan mengakui bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang maha DoaNabi Yunus as 0 Pendapat 0 0.0 / 5. Artikel › Dipublikasi pada 2010-01-30 16:56:22. Nabi Yunus as adalah salah seorang dari nabi-nabi Ilahi. Beliau as menyeru umat kepada tauhid dan pengesaan Tuhan dalam jangka waktu yang lama. Nabi Yunus as terpenjara di perut ikan tanpa dikunyah olehnya dan beliau as menyadari ini adalah balasan Salahsatu guru beliau adalah asy-Syaikh al-Kabir as-Sayyid Ibrahim al-‘Ubaidiy, beliau adalah ulama yang berkonsentasi pada Qira’ah al-Asyrah (Qira’ah 10). Dan diantara murid-murid beliau adalah Syaikh Ahmad Damhan (1260 – 1345 H), Syaikh as-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (1232 – 1304 H), Syaikh Thahir at-Takruniy dan lain sebagainya. . VIVA – Rasululah SAW pun menyebutkan bahwa doa dzikir Nabi Yunus dapat membantu mengatasi berbagai kesulitan hidup atas izin Allah SWT. Saat Nabi Yunus ditelan ikan besar, beliau merasakan kesulitan yang sangat berat, yakni merasakan gelapnya dalam perut ikan dan kesulitan bernapas, serta gelapnya di dalam lautan dan tidak mampu melihat apa-apa. Saat itu, Nabi Yunus berdoa dengan sangat khusyuk kepada Allah. Selain itu, beliau juga banyak berdzikir selama berada di dalam perut ikan. Beliau berpasrah diri bahwa ini semua adalah ujian dalam jalan dakwahnya yang harus doa dzikir Nabi Yunus yang dapat diamalkan Doa Dzikir Nabi Yunus as“Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin” artinya “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Ya Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya,”.Bahkan, dzikir ini begitu penting hingga Allah SWT mengabadikannya dalam Alquran“Dan ingatlah kisah Dzun Nun Nabi Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelapBahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim’. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan, dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”QS Al-Anbiya’ 87-88.Doa Nabi Yunus disebut-sebut sangat mustajab karena berisi pengakuan pada ketauhidan Allah SWT, pengakuan akan ke-Mahasuci-an Allah, serta pengakuan terhadap setiap dosa, kesalahan dan kedzaliman yang diperbuat oleh diri adalah makhluk uang lemah di hadapan Allah SWT dan hanya Dia-lah memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan mengabulkan doa. Allah SWT berfirman “Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu manusia sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya.” QS An-Naml 62.Keutamaan Dzikir Nabi Yunus as Pujian kepada Allah SWT. Tujuan utama dari doa adalah pernyataan tentang kekuatan Allah SWT, tidak ada kekuasaan yang bisa dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT adalah sang maha pencipta yang berhak mendapatkan puja dan pujian umat manusia sebagai bentuk penghambaan. Allah SWT menyukai makhluk-Nya yang selalu berdoa. Mendapatkan ampunan Allah SWT. Selain untuk memuja Allah, doa Nabi Yunus berisi taubat dan permohonan ampunan atas semua dosa-dosa yang pernah diperbuat, serta berharap mendapatkan ampunan dari Allah. Mendapat kekuatan dalam menghadapi cobaan. Hidup di dunia ini tidak akan terlepas dari cobaan, musibah dan ujian. Dan manusia memiliki batasan, dan tidak ada orang muslim yang mampu melewati berbagai macam cobaan tanpa bantuan Allah SWT. Dikeluarkan dari kesulitan. Doa Nabi Yunus akan menjadi sumber kekuatan bagi manusia untuk mengatasi cobaan dan dapat keluar dari berbagai masalah dan kesulitan. Allah SWT tidak akan menguji umat-Nya di luar batas kemampuannya. Doa Nabi Yunus ini juga sering dipanjatkan sebagai doa keselamatan jika sedang menghadapi kesulitan. Dikabulkan hajat atau permintaan. Selama berada dalam perut ikan, nabi Yunus berdoa kepada Allah untuk diselamatkan. Melihat penyesalan yang ditunjukkan oleh nabi Yunus, Allah SWT kemudian mengabulkan permintaannya. Itulah mengapa doa ini juga bisa digunakan ketika seseorang memiliki permintaan atau hajat kepada Allah SWT. Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan PausBeranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berdzikir kepada nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.”Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang. Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87. Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan.”Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud. Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Sebutan tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …”Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus Sabar dalam menyeru kepada kebaikan Memperbanyak dzikir kepada Allah Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi Nasihat Eric Abidal Agar Sukses Ikuti Allah dan Ucapkan Alhamdulillah Peraih Treble Winners 2008-2009 bersama Barcelona, Eric Abidal mengungkapkan rahasia sukses untuk menjadi pemain sepakbola harus berani bermimpi dan selalu berdoa. 31 Mei 2023 Ini panduan bacaan Doa Nabi Yunus. Doa Nabi Yunus ini dipermudahkan dengan tulisan Rumi dan juga bantuan audio. Selain itu saya juga turut menyertakan hadis-hadis berkaitan, dan kelebihan mengamal doa ini. Pengenalan Zikir ini mengandungi kelebihan yang amat baik jika kita mengamalkannya, iaitu manfaat dikeluarkan kita daripada kesusahan atau bencana. Doa Nabi Yunus atau juga dikenali sebagai zikir Nabi Yunus merupakan zikir yang dibaca oleh Nabi Yunus ketika Baginda berada dalam perut ikan nun. Disebabkan zikir ini juga, Allah telah menyelamatkannya, yang akhirnya membolehkannya keluar dari perut ikan yang menelannya itu. Bacaan Doa Nabi Yunus Bagaimana lafaz bacaan doa Nabi Yunus? Doa ini direkodkan di dalam al-Quran dengan lafaz Laa ila ha illa anta, subhaanaka innii, kuntu minazzolimin Maksudnya Tidak ada Tuhan yang dapat menolong selain Engkau Ya Allah!, Maha Suci Engkau. Sungguhnya, aku termasuk dalam orang-orang yang menganiaya diri sendiri.Surah al-Anbiya ayat 87 Kelebihan Doa Nabi Yunus 1. Dimakbulkan Doa & Permintaan Menurut hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad, Rasulullah ﷺ berpesan bahawa sesiapa yang berdoa dengan doa Nabi Yunus ini, maka Allah akan memperkenankan doa mereka. Sabda Rasulullah Sesungguhnya tidak ada muslim yang berdoa dengannya untuk apa saja hajatnya, melainkan akan dimakbulkan Allah doanya itu.” HR Ahmad, dinilai Sahih oleh Ahmad Syakir 2. Doa Yang Terbaik Intipati doa terbaik adalah doa yang mengandungi elemen tauhid, tasbih dan istighfar. Doa Nabi Yunus mengandungi ketiga-tiga komponen ini. Ini sekaligus akan menzahirkan diri kita adalah sebagai seorang hamba yang sangat memerlukan kepada Tuhan yang Esa. Inilah yang seharusnya yang disedari oleh seorang hamba. Mereka dijadikan oleh Allah dan mereka memerlukan Allah. Sejarah Kisah Nabi Yunus Nama sebenar Nabi Yunus adalah Yunus bin Mata atau Zun Nun. Baginda adalah seorang Nabi yang mulia yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya. Baginda menasihati mereka dan membimbing mereka ke jalan kebenaran dan kebaikan. Baginda mengingatkan mereka akan kedahsyatan hari kiamat dan menakut-nakuti mereka dengan neraka dan menjanjikan mereka dengan syurga. Baginda memerintahkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka hanya menyembah kepada Allah SWT. Nabi Yunus senantiasa menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di antara mereka. Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus di mana baginda merasakan keputusannya dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah kepada kaumnya kerana mereka tidak beriman. Kemudian baginda keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk meninggalkan mereka. Allah SWT menceritakan hal itu dalam firman-Nya Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya menyulitkannya maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.” Surah al-Anbiya’ ayat 87 Tidak ada seorang pun yang mengetahui perasaan dalam diri Nabi Yunus selain Allah SWT. Nabi Yunus cukup marah kepada kaumnya kerana keengganan mereka untuk beriman kepada Allah SWT. Dalam keadaan demikian, baginda meninggalkan kaumnya. Baginda pergi ke tepi laut dan menaiki kapal yang dapat memindahkannya ke tempat yang lain. Allah SWT belum mengeluarkan keputusan-Nya untuk menyuruh baginda meninggalkan kaumnya. Nabi Yunus mengira bahawa Allah SWT tidak mungkin menurunkan hukuman kepadanya kerana dia meninggalkan kaumnya itu. Saat itu Nabi Yunus seakan-akan lupa bahawa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Taufik dan hidayah itu adalah hak Allah SWT untuk diberikan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki. Jadi, tugasnya hanya berdakwah di jalan Allah SWT dan menyerahkan sepenuhnya masalah berjaya atau tidak kepada Allah SWT semata-mata. Diringkaskan cerita setelah undian dibuat sebanyak tiga kali Nabi Yunus termasuk penumpang kapal yang akan di campakkan kelaut disebabkan untuk mengurangkan beban kapal ketika laut bergelora untuk mengelakkan kapal karam. Setelah dicampak ke lautan, Nabi Yunus telah ditelan oleh seekor ikan paus yang besar. Nabi Yunus sangat terkejut ketika mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu membawanya ke dasar lautan dan lautan membawanya ke kegelapan malam entah ke mana… Nabi Yunus menjangkakan bahawa dirinya telah mati. Baginda mencuba menggerakkan panca inderanya dan anggota tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, baginda masih hidup. Baginda terpenjara dalam tiga kegelapan. Tiga kegelapan yang dialami oleh Nabi Yunus iaitu 1. kegelapan di dalam perut ikan, 2. kegelapan di dasar lautan 3. kegelapan malam. Nabi Yunus mulai menangis dan bertasbih kepada Allah SWT. Hatinya mulai bergerak untuk bertasbih kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Baginda mengatakan Laailahailaanta subhanainni kuntum minazzalimin” Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim. Ketika terpenjara di perut ikan, baginda tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar lautan. Sementara itu, Nabi Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Baginda tidak henti-hentinya bertasbih dan menangis. Baginda tidak makan, tidak minum, dan tidak bergerak. Baginda berpuasa dan berbuka dengan tasbih. Ikan-ikan yang lain dan tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk yang hidup di dasar lautan mendengar tasbih Nabi Yunus. Tasbih itu berasal dari perut ikan paus ini. Kemudian semua makhluk-makhluk itu berkumpul di sekitar ikan paus itu dan mereka pun ikut bertasbih kepada Allah SWT. Setiap dari mereka bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri. Ikan paus yang memakan Nabi Yunus itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih begitu riuh dan gemuruh. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar yang dihadiri oleh ikan-ikan dan haiwan-haiwan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir semuanya bertasbih kepada Allah SWT dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama mereka bertasbih kepada Allah SWT. Dan ia mulai menyadari bahawa ia sedang menelan seorang Nabi. Allah SWT melihat ketulusan taubat Nabi Yunus menurunkan perintah kepada ikan itu agar mengeluarkan Yunus ke permukaan laut dan membuangnya di suatu pulau yang ditentukan oleh Allah SWT. Ikan itu pun mentaati perintah Ilahi. Tubuh Nabi Yunus merasakan kepanasan di perut ikan. Baginda sedang sakit tenat, lalu matahari bersinar dan menyentuh badannya yang kepanasan itu. Kemudian Allah SWT menumbuhkan pohon Yaqthin jenis labu, iaitu pohon yang daun-daunnya lebar yang dapat melindungi dari sinar matahari. Dan Allah SWT menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah SWT memberitahunya bahawa kalau bukan kerana tasbih yang diucapkannya nescaya ia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari kiamat. Allah SWT berfirman maksudnya Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. Ingatlah ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut undi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, nescaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, kerana itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” Surah as-Saffat ayat 139-148 Firman-Nya lagi yang bermaksud Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya menyulitkannya maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Surah al-Anbiya’ ayat 87-88 Justeru, daripada kisah Nabi Yunus ini, banyak pengajaran yang dapat kita ambil. Sedangkan nabi pun diuji sebegitu, apatah lagi kita yang hanya manusia biasa. Apabila kita diuji, hanya satu tempat sahaja yang boleh kita mengadu dan meminta tolong, iaitu Allah kerana Dia yang Maha Berkuasa untuk memberi jalan keluar kepada kita. Penutup Mengikut logik, tiada manusia yang boleh hidup dalam keadaan begitu. Bagaimanapun, satu ibadat yang tidak pernah ditinggalkan Nabi Yunus ketika menghadapi saat-saat sukar serta berada dalam suasana gelap gelita di dalam perut ikan Nun itu adalah zikir. Justeru, amalkanlah zikir ini jika anda ditimpa masalah atau bencana, dan jadikanlah amalan agar diri sentiasa terpelihara daripada bencana. Semoga perkongsian ini memberi manfaat kepada pembaca. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID u15DxIelU3jt7E5qGnh_uSI_pqd-HAB9UDS9svwntRxk7YG-MEjNMQ== Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus. Seperti apakah kisahnya? Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak. Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’anBuku Tentang Nabi YunusNabi Yunus Pergi Meninggalkan KaumnyaNabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan PausPertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah MerekaIkan Nabi YunusPelajaran dari Kisah Nabi YunusArtikel Terkait Kisah Nabis YunusKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamKisah Nabi Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut. Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus 10 ayat 98 “Maka mengapa tidak ada penduduk suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka kaum Yunus itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.” Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ 21 ayat 87—88 “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat 37 ayat 139—148 “Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir bertasbih kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.” Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam 68 ayat 48—50 “Maka bersabarlah engkau Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti Yunus orang yang berada dalam perut ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih. Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.” Temukan pula perjalanan Nabi Yusuf pada buku Yunus, Nabi Dalam Perut Ikan karya Esmeralda yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia! Buku Tentang Nabi Yunus Berbagai kisah Nabi Yunus dapat Anda dapatkan di Toko Buku Gramedia atau Nabi Yunus diutus Allah untuk mengajak kaumnya menyembah hanya kepada Allah SWT. Namun kaumnya menolak hingga membuat nabi Yunus marah dan pergi meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan Nabi Yunus menghadapi masalah, namun Allah memberikan pertolongan. Kisah nabi Yunus AS mengajarkan kita arti amarah dan pentingnya bersabar. SERI KISAH NABI RASUL YANG SELAMAT DARI PERUT IKAN PAUS NABI YUNUS Buku ini menceritakan tentang kisah Nabi Yunus AS yang berkat kebesaran Allah SWT tetap hidup walaupun harus hidup selama 40 hari di dalam perut ikan paus. Seri Kisah Nabi adalah buku ilustrasi anak yang terdiri atas 25 judul buku yang masing-masing menceritakan tentang salah satu tokoh dari para Nabi. Buku ini dirancang sebagai buku bacaan dongeng yang dapat dibaca oleh orangtua, para guru, dan anak pada umumnya. Halo Balita Kisah Nabi Yunus Mengajak buah hati mengenal Nabi. Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang tidak mau beribadah kepada Allah. Beliau pergi dengan menumpang sebuah kapal. Di tengah perjalanan, ternyata Nabi Yunus harus melompat ke laut. Kenapa begitu, ya? Ikuti ceritanya, yuk! Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam. Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung lama. Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok Nabi Yunus. Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar. Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah Tanuh dan Rubil. Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah. Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan. Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah. Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya. Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian. Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya. Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.” Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang. Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87. Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud. Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan. Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Sebutan tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya. Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …” Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.” Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88. “Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan tanaman yaqthinah sejenis labu dan meminta Nabi Yunus memakannya. Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145—146. “Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.” Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya. Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah selama 40 hari. Temukan kisah Nabi Yusuf yang diutus Allah pada Board Book Teladan Anak Muslim Nabi Yunus. Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa. Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka. Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi. Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya. Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas “Maka mengapa tidak ada penduduk suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka kaum Yunus itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.” Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat itu menyambut Yunus alaihissalam dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah Yunus ayat 98 di atas. Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 147—148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.” Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan yang menelan Nabi Yunus AS memiliki wujud yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan yang menelan Nabi Yunus dinamai ikan nun. Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas, namun penggambaran ikan ini dimiripkan dengan ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain yang memiliki ukuran lebih besar dari ikan paus. Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus Dari kisah Nabi Yunus di atas, ada pelajaran yang bisa kita ambil, sebagai berikut Sabar dalam menyeru kepada kebaikan Kepergian Nabi Yunus dari kaum Ninawa memperlihatkan bahwa beliau kurang sabar dalam dakwah atau menyeru kepada kebaikan. Perilaku seperti ini ternyata tidak disukai Allah. Hal tersebut Allah nyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur’an “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya ….” Surah Al-Anbiya’ ayat 87 “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Surah As-Saffat ayat 142 Allah pun meminta Nabi Muhammad untuk bersabar dan tidak mencontoh sikap Nabi Yunus di atas, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam Surah Al-Qalam ayat 48 “Maka bersabarlah engkau Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti Yunus orang yang berada dalam perut ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.” Ayat tersebut sekaligus memberitahukan kepada kita bahwa dalam berdakwah atau menyeru kepada kebaikan, kita harus senantiasa bersabar. Karena Allah bersama orang-orang yang bersabar. Memperbanyak zikir kepada Allah Berzikir atau mengingat Allah adalah upaya kita untuk senantiasa dekat dengan Allah. Berzikir juga menjadi upaya untuk membuat hati kita tenang, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28, “ …. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” Memperbanyak zikir ternyata juga dapat menjadi penyebab datangnya pertolongan Allah. Seperti firman-Nya ketika mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surat As-Saffat ayat 143—144 di atas “Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir bertasbih kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah Pada kisah Nabi Yunus di atas, kita dapat melihat bahwa ketika beliau menyadari kesalahannya kemudian memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah, Dia memberikan pertolongan. Allah telah mengilhamkan kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan doa yang luar biasa, “Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zhalimin.” Artinya, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Pada doa tersebut Allah menuntun lisan Nabi Yunus untuk menyebutkan kalimat tauhid terlebih dahulu. Kemudian Dia mengilhamkan Nabi Yunus untuk melanjutkannya dengan tasbih. Hal tersebut guna menunjukkan betapa sempurnanya Allah dan betapa sucinya Dia dari segala kelemahan dan kekurangan. Setelah itu, Nabi Yunus melanjutkan dengan pengakuan dosa yang telah diperbuatnya. Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqas, menyoal doa tersebut “Doa yang tidak ada seorang hamba Muslim pun mengucapkan, sedangkan ia berada dalam bencana, kecuali Allah pasti akan memperkenankannya.” Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi Keputusan yang diambil Nabi Yunus dalam keadaan marah—untuk meninggalkan kaum Ninawa—ternyata berbuah hukuman bagi beliau dari Allah, yaitu “dipenjara” di dalam perut ikan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita untuk menahan diri tidak mengambil keputusan apa pun saat sedang marah atau emosi. Demikianlah kisah Nabi Yunus dan pelajaran apa saja yang dapat kita petik darinya. Semoga kita dapat meneladani Nabi Yunus sehingga dapat masuk dalam golongan hamba Allah yang saleh dan disayangi-Nya. Amin. Artikel Terkait Kisah Nabis Yunus ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Imam Abu Bakr al-Thurthusyi dalam kitab al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu mengatakan salah satu adab berdoa adalah mengesakan Allah. Kemudian ia mencontohkan doa Nabi Yunus alaihissalam dalam Al-Qur’an. Ia menulis ومن آدابه أن تبدأ بتوحيده، كما فعل ذو النون فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ناداه بالتوحيد، ثم نزهه عن النقائص والظلم بالتسبيح, ثم باء علي نفسه بالظلم, اعترافا واستحقاقا، قال الله سبحانه فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ “Sebagian dari adab doa adalah kau memulainya dengan mengesakan Allah seperti yang dilakukan Dzu Nun QS. Al-Anbiya 87 'Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.' “Dzu Nun Yunus menyeru Allah dengan tauhid pengesaan, kemudian menyucikan-Nya dari segala kekurangan dan kezaliman dengan tasbih, lalu mengakui dirinya sendiri penuh kezaliman, dengan kesungguhan pengakuan dan perasaan pantas dihukum istihqâq. Allah subhanahu wata'ala, berfirman QS. Al-Anbiya’ 88 'Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan ia dari kedukaan'.” Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 21 Dalam Surat Al-Anbiya ayat 87, Nabi Yunus menggunakan kalimat, “an lâ ilâha illa anta” bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau yang merupakan bentuk tauhid pengesaan kepada Allah dari sesembahan lainnya. Dilanjutkan dengan kalimat, “subhânaka” Maha Suci Engkau sebagai bentuk penyucian Allah dari segala sesuatu. Lalu kalimat, “innî kuntu minadh dhâlimîn” sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang yang zalim sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa di saat berdoa seyogianya kita mentauhidkan Allah terlebih dahulu, lalu menyucikan-Nya dari segala sesuatu dan menzalimkan diri kita sendiri sebagai hamba yang penuh dosa, baru kemudian meminta tanpa henti. Karena itu, setelah Nabi Yunus alaihissalam terus meminta, Allah menjawab QS. Al-Anbiya’ 88 “fastajabnâ lahu wa najjaynâhu minal ghamm” maka Kami perkenankan/kabulkan doanya dan Kami selamatkan ia dari kedukaan. Untuk mengetahui lebih jauh, kita harus memahami terlebih dahulu runtutan kisah Nabi Yunus dalam surat Al-Anbiya’. Berikut runtutannya Dalam ayat yang dikutip Imam Abu Bakr al-Thurthusyi dalam penjelasannya, di depan ayat tersebut terdapat kalimat QS. Al-Anbiya’ 87 وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ “Dan ingatlah kisah Dzun Nun Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya menyulitkannya.” Dalam Tafsîr al-Jalalain, maksud kata “mughâdliban” dalam keadaan marah adalah untuk kaumnya li qaumihi. Kemarahan ini disebabkan oleh perlakuan buruk kaumnya kepadanya hingga ia memilih pergi meninggalkan mereka, padahal Allah belum mengizinkannya wa lam yu’dzan lahu fî dzalik. Karena itu, Allah memutuskan untuk mempersempitnya dengan menahannya di dalam perut ikan paus naqdli mâ qadlaynâhu min habsihi fi bathnil khût aw nudlayyiq alaihi bi dzalik. Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi, Tafsîr al-Jalalain al-Muyassar, Beirut Maktabah Lubnan Nasyirun, 2003, h. 329. Setelah berada di perut ikan paus, Nabi Yunus merasakan susahnya tinggal dalam kegelapan, yang dalam Tafsîr al-Jalalain diterangkan dalam tiga bentuk, yaitu, “dhulmatul lail wa dhulmatul bahr wa dhulmat bathnil khût” kegelapan malam, kegelapan lautan, dan kegelapan perut ikan paus. Kemudian ia menyeru berdoa kepada Allah, “Bahwa tiada tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang yang zalim.” Kata “al-dhâlimîn” orang-orang yang zalim ditafsirkan sebagai, “fî dzahâbî min bain qaumî bilâ idznin” karena kepergianku dari kaumku tanpa izin. Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi, Tafsîr al-Jalalain al-Muyassar, 2003, h. 329 Dan Allah pun mengabulkan doa Nabi Yunus alaihissalam dengan mengatakan “maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan ia dari kedukaan.” Hikmah riwayat di atas adalah, bahwa berdoa bisa dilakukan dalam keadaan apa saja, dan dilakukan oleh siapa saja, meskipun oleh orang yang sering berbuat salah selama doa yang dipanjatkannya hanya kepada Allah. Dan yang tidak kalah penting, doa itu dilakukan berulang-ulang atau terus-menerus. Imam Abu Bakr al-Thurthusyi menyebutnya, “al-ilhâh fîd du’â” mendesak terus/pantang menyerah dalam doa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda HR. Imam Abu Nu’aim والذي نفسي بيده إن العبد ليدعو الله وهو عليه غضبان، فيعرض عنه، ثم يدعوه فيعرض عنه، ثم يدعوه فيقول الله لملائكته أبي عبدي يدعو غيري، وقد استجبت له “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sesungguhnya ada seorang hamba yang berdoa kepada Allah, tapi Allah sedang murka kepadanya, maka Allah tidak mengindahkan doanya. Kemudian ia berdoa kepada Allah lagi, Allah tidak mengindahkan doanya kembali. Kemudian ia berdoa kepada Allah lagi, lalu Allah berkata kepada para malaikat-Nya “Hamba-Ku ini tidak mau berdoa kepada selain-Ku, maka Aku sungguh mengabulkan doanya.” Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 21 Doa yang dilakukan terus-menerus memiliki kemungkinan pengabulan lebih tinggi dari doa yang sekedarnya saja, bahkan jika doa itu dilakukan oleh orang yang sedang Allah murkai. Namun, kita perlu pahami bahwa “murka” Allah bukanlah wilayah yang bisa diakses manusia. Artinya, kita tidak mungkin tahu siapa yang sedang Allah murkai. Kita tidak bisa mengatakan, “Allah murka kepada si A, si B, dan setersunya.” Itu hak mutlak Allah yang tidak bisa kita masuki. Daripada salah dalam prasangka buruk su’udhan, lebih baik salah dalam prasangka baik husnudhan. Hadits di atas juga menunjukkan bahwa doa kepada Allah termasuk pernyataan keimanan seseorang hingga Allah mengatakan “Hamba-Ku ini tidak mau berdoa kepada selain-Ku, maka Aku sungguh mengabulkan doanya." Oleh sebab itu, kita jangan sampai lupa mengesakan Allah, menyucikan-Nya, dan menzalimkan diri kita sendiri ketika memohon sesuatu kepada-Nya berdoa. Kita juga jangan sampai lupa untuk terus-menerus berdoa kepada-Nya, memohon tanpa henti, karena semakin sering kita berdoa, semakin besar peluang doa kita terkabul. Wallahu a’lam bish shawwab. Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen

diantara doa nabi yunus as adalah beliau menyadari